Selasa, 30 Oktober 2012

Anak sebagai Generasi Penerus


Tadi pagi dalam perjalanan menuju ke kantor, saya mengingat kembali memori 36 tahun yang lalu, dimana usia saya saat itu masih SD kelas 2…, saya masih ingat sekolah SD Cempaka Wangi saya berjarak kurang lebih 4 km dan saya bersama-sama dengan kawan-kawan berjalan kaki menuju sekolah. Pada waktu itu kendaraan yang ada hanyalah becak ataupun mobet (motor betjak) yang kalau tidak salah satu kali naik harus bayar Rp.50,-

Pada saat itu juga belum ada istilahnya alat komunikasi macam Hp begitu dan permainan anak-anak masih berupa permainanan rakyat seperti permainan galasin, benteng, congklak, tali karet, petak umpet…sungguh saat saya masih menjadi anak-anak pada usia tersebut, saya suka sekali main benteng dan petak umpet….namun saat ini jauh-jauh sekali perbedaan yang ada. Dulu saya tidak begitu banyak mengenal permainan mobil-mobil baik mobil-mobilan biasa ataupun yang memakai remote control. Sekarang ini dalam era yang begitu pesat akan arus komunikasi, permainan Game Online menempati urutan teratas untuk anak-anak saat ini., berikutnya playstation dan permainan game komputer lainnya.
Seperti yang terjadi kemarin, anak saya Alvin yang baru masuk SMP 1 tahun ini, yang biasanya pulang sekolah selalu pulang ke rumah ternyata sampai jam 16.00 sore blum juga kembali. Paniklah istri saya yang kebetulan sedang cuti dari kantornya. Sayapun jadi ikut panik, karena kebetulan hari itu anak saya Alvin tidak membawa Hp yang biasanya suka dia bawa. Bandingkan, jaman dulu mana ada HP..kalaupun anak terlambat pulang sekolah..paling-paling orang tua berfikir..oh ada pelajaran tambahan atau ada kegiatan extrakurikuler. Sayapun dengan semangat 45 segera mengambil motor dan izin pulang lebih dahulu untuk mencari anak saya.
Dalam perjalanan mencari anak saya, pikiran saya sudah tidak tenang takut terjadi apa-apa, karena belum pernah Alvin pulang sampai terlambat seperti ini, saya dan istri bingung mau menghubungi siapa, karena ini adalah minggu pertama Alvin masuk sekolah SMP jadi belum ada teman-temannya yang dikenal oleh saya maupun istri saya,…namun saya tetap terus berdoa selama diperjalanan agar anak saya tidak terjadi apa-apa. Tak lama Hp saya berdering…panggilan istri saya yang memberitahukan keberadaan anak saya. Ternyata dia mampir dulu main Game online di warnet yang selalu dilaluinya setiap pulang sekolah…..duhhhh benar-benar bikin panik anak itu, nggak tau kekhawatiran orang tua.
Jika kita bandingkan dengan zaman dahulu, perasaan kita dulu sebagai anak-anak tidak pernah membuat rasa khawatir orang tua, tetapi zaman sekarang ini walaupun sudah ada alat secanggih apapun tetap saja perasaan khawatir selalu ada. Apalagi bermacam-macam Hp saat ini sudah bisa memuat berbagai macam gambar ataupun film yang tidak layak untuk anak-anak. Tugas orang tua semakin berat karena arus globalisasi komunikasi membuat kita sebagai orang tua harus mawas diri akan perkembangan anak. Salah-salah kita sendiri bisa jadi korban atas arus globalisasi yang kuat ini.
Menjelang Hari Anak Nasional yang jatuh pada hari ini 23 Juli, kiranya kita sebagai orang tua masih memiliki waktu untuk memperhatikan tumbuh kembang sang anak, dimana zaman semakin cepat berubah, pertumbuhan informasi semakin banyak diserap oleh kita semua. Perlunya pula instansi terkait untuk tetap punya perhatian khusus pada nasib anak-anak yang terlantar, exploitasi anak-anak yang masih dibawah umur dan masa depan anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Dan yang tak kalah penting Gerakan Anti Narkoba untuk menghindari jatuhnya korban pada anak-anak kita. Kita dan pemerintah punya tanggung jawab yang sama untuk menjaga dan memelihara anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa…smoga.

0 komentar:

Posting Komentar

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

SDN Panjang Wetan 01 Pekalongan. Diberdayakan oleh Blogger.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites